Posts

Showing posts from November, 2025

Next generation sequencing

  Next generation sequencing  (NGS) adalah hasil dari transformasi diagnosis prenatal yang berevolusi. Contoh kasus pasien: Ny. D, 34 tahun, G2P1, datang pada usia kehamilan 11 minggu untuk pemeriksaan rutin. Kehamilan sebelumnya tanpa komplikasi, dan tidak ada riwayat keluarga dengan kelainan genetik.  Non-invasive prenatal testing  (NIPT) dilakukan karena usia ibu berusia  + 35 tahun, di mana hasil NIPT (cfDNA) menunjukkan  high risk for  22q11.2  deletion syndrome. Hasil tersebut menandakan risiko tinggi untuk sindrom DiGeorge, salah satu mikrodeletion paling umum yang dapat menyebabkan kelainan jantung kongenital, gangguan imun, dan keterlambatan perkembangan. Lalu, tes diagnostik mana yang cocok untuk mengonfirmasi hasil NIPT keladaan di atas, apakah tes  karyotype, microarray , atau  next generation sequencing  (NGS)? Mengapa Pemeriksaan Prenatal Penting? Pasien Ny. D di atas dilakukan NIPT karena usia ibu berusia  + 35 t...

Penanganan Luka Kronis

  Penanganan luka kronis memerlukan pendekatan strategis yang mencakup debridemen, antibiotik dan antiseptik sesuai indikasi, serta balutan  (dressing)  yang tepat. Pada luka kronis, seringkali memiliki kolonisasi berbagai mikroorganisme yang membentuk biofilm, sehingga antibiotik sistemik atau topikal mungkin tidak efektif. Antiseptik spektrum luas seperti PVP-I yang dikombinasikan dengan debridemen meningkatkan penyembuhan luka kronis dan lebih efektif melawan biofilm. Luka kronis adalah luka yang tidak sembuh setelah 4 minggu sejak awal munculnya luka. Luka kronik umumnya akibat tata laksana yang kurang tepat, tetapi bisa juga akibat penyakit primer yang memperburuk kondisi luka. Sementara itu, antiseptik dikenal sebagai agen topikal dengan aktivitas spektrum luas yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Fase Penyembuhan Luka Normal Penyembuhan luka adalah proses yang sangat teratur dan dinamis, yang melibatkan partisipasi berbagai sel imun dan struktural. Pen...

Kebangkrutan Intelektual

  Di balik sepuluh tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) 2014-2024, Indonesia menyaksikan parade kebohongan politik yang sistematis dan tak kunjung usai. Bukan sekadar janji kampanye yang menguap, melainkan narasi terstruktur yang dirancang untuk membius opini publik, menyembunyikan kegagalan struktural, serta mengorbankan kesejahteraan rakyat demi kepentingan segelintir elite oligarki. Ini bukan kritik partisan biasa; ini adalah catatan hitam atas kebangkrutan intelektual yang mencerminkan preferensi kekuasaan yang lebih suka berbohong ketimbang bertanggung jawab. Daftarnya panjang dan terus bertambah, dengan "Family Office" sebagai tambahan ironi baru di tengah gelombang skeptisisme publik. Mari kita bedah untuk membuktikan betapa rapuhnya fondasi narasi ini. Esemka: Mobil Nasional yang Berakhir sebagai Karikatur Gagal Proyek Esemka, yang digembar-gemborkan Jokowi sejak era Wali Kota Solo sebagai simbol kemandirian industri otomotif nasional, kini menjadi lelucon pahit na...