BUNUH DIRI EKOLOGIS
- Apa Arti Lebih dari 442 Nyawa yang Melayang? Di hadapan jenazah yang disalatkan dan tanah yang masih basah, kita tak boleh lagi bersembunyi di balik kalimat “bencana alam semata.” Bencana ini juga cermin keputusan politik, ekonomi, dan etika kolektif kita, tentang pembangunan yang menyingkirkan keberlanjutan demi kecepatan. Ini bukan sekadar bencana alam. Ini bencana ekologis: peristiwa alam yang diperparah oleh kerusakan lingkungan yang telah lama kita biarkan. Bencana ekologis berubah menjadi bunuh diri ekologis jika manusia terus merusak alam melampaui daya pulihnya. Misalnya menebang hutan tanpa jeda, meracuni air dengan limbah industri, mengikis tanah tanpa kendali, dan menutup mata pada peringatan ilmiah. Pada akhirnya, kita sendiri yang perlahan menghancurkan fondasi tempat hidup kita berdiri. Malam itu, langit di atas Sumatera tidak hanya gelap. Ia tampak seperti sedang menimbang sesuatu yang suram. Hujan turun bukan sebagai rintik-rintik, melainkan sebagai tirai air ya...