Posts

Statin Preoperatif Pembedahan Jantung

  Statin kerap diberikan preoperatif pada pasien yang akan menjalani operasi jantung karena diharapkan akan meningkatkan luaran klinis. Statin memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang telah lama dihubungkan dengan perbaikan luaran kardiak. Beberapa bukti terdahulu juga menunjukkan bahwa pemberian statin preoperatif dapat menurunkan tingkat komplikasi setelah operasi jantung, tetapi kekuatan buktinya masih lemah. Peran Pemberian Statin Preoperatif Kejadian kardiovaskular mayor merupakan salah satu komplikasi yang paling diwaspadai pasca prosedur pembedahan jantung. Terapi perioperatif yang optimal penting untuk mencegah munculnya komplikasi tersebut. Secara garis besar, pemberian statin preoperatif pada pasien yang akan menjalani pembedahan jantung bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular selama dan setelah operasi. Statin memiliki efek pleiotropik, seperti menurunkan peradangan, meningkatkan stabilitas plak aterosklerotik, dan memperbaiki fungsi endotel. ...

PDE-5 Inhibitor untuk Disfungsi Ereksi

  Obat disfungsi ereksi yang paling sering diresepkan adalah golongan PDE-5 inhibitor, seperti sildenafil dan tadalafil. Namun, untuk meresepkan obat ini dengan aman, dokter perlu mengevaluasi adanya kontraindikasi dan potensi interaksi obat. Secara global, disfungsi ereksi dilaporkan dialami 10% hingga 48% pria dewasa, yang mana angka kejadiannya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Disfungsi ereksi akan berdampak pada menurunnya keintiman seksual, kualitas hidup, dan produktivitas, serta telah dikaitkan dengan beberapa masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, amarah, frustasi, penurunan kepercayaan diri, dan rasa bersalah. Peran PDE-5 Inhibitor dalam Penanganan Disfungsi Ereksi Terapi lini pertama pada  disfungsi ereksi  adalah obat golongan  phosphodiesterase 5 inhibitor  (PDE-5i) yang kemanjurannya telah banyak dilaporkan dalam penelitian. Bukti ilmiah yang tersedia juga menyatakan bahwa PDE-5i efektif dan aman untuk subgrup pasien dengan disfung...

Etika Medis dan Kewajiban Hukum

  Menjaga kerahasiaan pasien merupakan etika medis dan kewajiban hukum seorang dokter. Di Indonesia, rahasia kedokteran telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan turunannya. Selain itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam bentuk Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) juga mengatur tentang rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran adalah data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang diperoleh tenaga kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya (definisi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2012 tentang rahasia kedokteran). Ruang Lingkup Rahasia Kedokteran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran telah mengatur ruang lingkup rahasia kedokteran di pasal 3. Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai: Identitas pasien; Kesehatan pasien, meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan kedok...

Age Related Hearing Loss

  Pedoman penanganan presbikusis atau  age-related hearing loss  dipublikasikan oleh  American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery Foundation  (AAO-HNSF) pada tahun 2024. Pedoman ini menekankan pentingnya deteksi dini karena presbikusis yang tidak ditangani dapat menyebabkan dampak negatif signifikan terhadap komunikasi, keselamatan, fungsi, kognisi, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Pedoman ini merekomendasikan untuk mulai melakukan skrining presbikusis sejak usia 50 tahun. Jika skrining mengindikasikan adanya presbikusis, maka perlu dilakukan penilaian audiologi lanjutan dengan otoskopi maupun pemeriksaan lain. Penentuan Tingkat Bukti Penentuan tingkat bukti dilakukan melalui penyaringan literatur dari berbagai basis, termasuk  AHRQ EPC Reports, Biosis Citation Index ,  Cochrane Database of Systematic Reviews , dan  Google Scholar . Selanjutnya dilakukan evaluasi dan pengambilan keputusan berbasis konsensus oleh 18 anggota panel...

Penanganan Penyakit Dengue

  World Health Organization  (WHO) menerbitkan pedoman tentang penanganan pasien terduga atau terkonfirmasi penyakit arbovirus seperti demam berdarah, chikungunya, zika dan demam kuning. Dalam pedoman ini dibahas pendekatan terpadu dalam diagnosis penyakit arbovirus dimana pada tahap awal infeksi, keempat penyakit ini dapat menunjukan gejala yang sama beserta tata laksana yang dapat dilakukan sesuai dengan penyakitnya. Pedoman ini berisi tentang rekomendasi terapi cairan, termasuk pilihan cairan dan kapan terapi cairan intravena diperlukan. Selain itu, pedoman ini juga membahas mengenai pilihan terapi untuk mengatasi gejala seperti demam dan nyeri pada pasien yang mengalami penyakit arbovirus. Penentuan Tingkat Bukti Penentuan tingkat bukti pada pedoman klinis ini mengikuti standar internasional seperti yang ditetapkan oleh  Institute of Medicine , WHO, dan  GRADE Working Group . Setiap pertanyaan klinis diformulasikan menggunakan kerangka PICO ( Population, Interven...

Kesehatan Mental Ibu Menyusui

  Menyusui telah dikaitkan dengan perbaikan kondisi mental pada ibu. Selama ini, menyusui memang banyak dianjurkan karena dianggap berkontribusi besar untuk kesehatan bayi. Meski demikian, menyusui juga memiliki banyak efek baik untuk ibu, termasuk untuk meningkatkan ikatan ibu dan anak, serta menurunkan risiko gangguan mental pada ibu seperti depresi postpartum. Kondisi kesehatan mental ibu dikatakan turut berperan penting terhadap terwujudnya pemberian ASI yang optimal. Meski demikian, gangguan mental kerap dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Secara keseluruhan, gangguan mental ibu lebih sering terjadi pada 12 bulan pertama sejak melahirkan. Gangguan mental pada ibu dapat mencakup  gangguan cemas , gejala depresi perinatal, trauma melahirkan yang sering berujung pada  depresi postpartum , ataupun  gangguan stress pasca trauma . Adanya gangguan mental pada ibu bisa menyulitkan karena beberapa faktor, salah satunya keterbatasan pilihan psikofarmaka dan juga sulitn...

Pemberian Zat Besi pada Kehamilan

  Zat besi intravena sering diberikan untuk menangani anemia defisiensi besi pada kehamilan. Pada praktik klinis, rute oral merupakan pilihan pertama pemberian zat besi pada kehamilan. Meski demikian, pemberian melalui rute oral memiliki berbagai keterbatasan, seperti sering terlupa oleh pasien dan juga memiliki efek samping yang membuat tidak nyaman, misalnya memperparah mual, konstipasi, ataupun rasa metalik di lidah. Selama kehamilan, kadar hemoglobin di bawah 11 g/dL dianggap sebagai anemia, sementara anemia berat ditandai dengan kadar hemoglobin kurang dari 7 g/dL. Anemia antepartum berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan yang signifikan bagi ibu dan bayi baru lahir, termasuk kebutuhan transfusi darah, syok hipovolemik, kematian ibu, kelahiran prematur, dan kematian bayi baru lahir. Sediaan Besi Oral vs Intravena untuk Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan Lebih dari 40% wanita hamil mengalami anemia, dan setidaknya setengah dari kasus tersebut terkait dengan  kekur...