Ketepatan Menulis Cerita

 



*๐Ÿ Ketepatan Menulis Cerita* 


Maksudnya gimana, nih? ๐Ÿค”


*Tepat membidik sasaran jenis tulisan*. Jenis cerita fiksi beragam, ya. Aku ambil 2 contoh, cerpen dan novel. Bedanya apa, sih? ๐Ÿค”


Bedanya yang paling menonjol ada di jumlah kata, ya. Nah, ini juga bakal berpengaruh pada penceritaannya. Jika kamu menulis cerpen, tentu menulisnya dengan penjelasan yang nggak lebih padat daripada novel. Kita harus menghindari penulisan yang bertele-tele. Sementara, untuk novel kamu bisa lebih leluasa dalam menuliskannya. Lebih komplit dan mendalamlah istilahnya.

 *๐Ÿ Mainkan Majas dan Diksi* 


Majas dan diksi sangat membantu untuk mengantarkan makna cerita kepada pembaca. Sehingga, pembaca terhanyut dan ikut terombang-ambing dalam suasana cerita kita. Majas dan diksi yang digunakan untuk cerpen, novel, atau sejenisnya lebih sederhana daripada penggunaannya pada puisi, ya. ๐Ÿ˜

*๐Ÿ _Planning_ yang Tepat*

Yaps, _planning_ ini penting banget, guys. Kenapa? Aku pernah melakukan pengamatan sama penulis-penulis sekarang ini, karena kebetulan juga ada yang curhat gitu. Rata-rata masalahnya sama, _stuck_ di tengah jalan. Yang menyebabkan tulisannya rada berantakan, _feel_ kurang ngena, adanya plot hole, dll. Nah, ini di sebabkan oleh *terburu-buru* untuk menulis. Sehingga, proses pra menulis ini belum siap ๐Ÿ’ฏ%.  Oleh karena itu, _(outline)_ suatu cerita akan sangat memengaruhi kedalaman _feel_ yang diberikan. Nah, selama proses merancang cerita ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Apa aja tuh? ๐Ÿค”


๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡

*๐ŸŒน Perhatikan Nama dan Karakter Tokoh*


Nama ternyata memengaruhi kedalaman _feel_ pada cerita kamu, lho. ๐Ÿ˜ฑ Yaps, sebelum memilih nama untuk tokoh kamu, alangkah baiknya pikirkan matang-matang karakter yang akan diberikan nanti seperti apa? Kemudian, cari nama yang mempunyai makna seperti karakter tokoh kamu. Misal, tokoh cerita kamu cerdas, cantik, menurut kamu bener-bener wow, cari nama yang sesuai dengan itu. Saya kasih contoh namanya *Aisyah Azzahra*. Kenapa sih harus sesuai? Penting banget, ya? ๐Ÿค”


Bisa dibilang begitu, ya. Karena, percaya nggak percaya, nama itu ada auranya tersendiri untuk tokoh kamu. Hal ini didasarkan karena nama adalah salah satu aspek jati diri dan mengandung doa pada pemiliknya. Jadi, ketika mendengar namanya saja diucapkan, terkadang kita mampu merasakan sensasinya. Misal, nih, nama 'Aisyah', tersorot orang yang karakternya kalem, rendah hati, luhur budinyalah.

*๐ŸŒนSesuaikan Latar Cerita*


Ini masih ada hubungannya sama faktor sebelumnya, ya. ๐Ÿ˜


Loh, memangnya hubungannya apa, Kak? ๐Ÿค”


Yaps, jika kita menuliskan cerita dengan latar Jawa misalkan, ya, cari nama tokoh Jawa. Jangan pakai nama orang LN alias Luar Negeri ya, guys. Nanti bisa-bisa dimarahi orang Jawa. ๐Ÿคญ



Hmm ... bener gitu nggak, sih? ๐Ÿค”



Ahaha _justkid_ ๐Ÿ˜✌๐Ÿป


Gini ya, kalau memakai nama yang nggak sesuai dengan nama yang biasa dipakai di daerah tersebut, akan terkesan aneh juga. ๐Ÿฅบ Nggak mungkin, kan, latar di Jawa, tokoh memang Jawa tulen, namanya Alexander. Kecuali, di dalam ceritamu memang dibuat gitu. Jadi, masuk ke dalam penceritaannya. Pembaca juga akan tahu, oh jadi namanya ini tuh karena alasan itu. Okey, pembaca juga akan mengerti dan nggak terkesan aneh. ๐Ÿ˜

*๐ŸŒนMainkanlah Imaji Melalui Indrawi Manusia* 


Dengan cara apa? ๐Ÿค”


Pikirkan terlebih dahulu bagaimana alur cerita kalian nanti? Peristiwa apa saja yang akan kalian sertakan. Bayangkan terlebih dahulu. Fungsinya apa? Agar kita bisa merasakan terlebih dahulu kuatnya _feel_ di setiap adegan di ceritamu. Kalau perlu, sampai bener-bener komplit mendalami setiap adegannya. Coba deh, cara ini akan lebih mudah untuk kamu menuliskannya. Kalau perlu media dokumentasi, bisa sekalian ditulis atau digambar apa-apa yang diperlukan di buku khusus.

 *๐ŸŒนTuangkan Ide Cerita*


_Outline_ (kerangka cerita) yang sudah diimajinasikan atau dibayangkan sebelumnya, berarti kita sudah melakukan pengembangan _outline_ tersebut. Ingat, kalau semuanya sudah siap, langsung tuliskan, ya. Jangan tunda-tunda lagi, biar nggak kabur-kaburan detail persiapannya. Hihi. ๐Ÿคญ Agar _feel_ yang kita bangun bisa tertransfer penuh ke cerita yang kita buat juga, ya. ๐Ÿ˜‰


*๐ŸŒนJangan Nanggung dalam Memberikan Konflik* 


Kadang ada, tuh, yang nggak tegaan ngasih konflik tokohnya, padahal *ketegaan* inilah yang membuat pembaca makin greget dengan cerita yang kita tulis, guys. Sekalian aja. Kalau kamu buat tokohnya kecelakaan, tega aja ceritakan bahwa dia mengeluarkan banyak darah, sampai mati suri (koma), tapi keluarganya nggak peduli, nggak papa ya, guys. Tega aja. Hantam. Dengan gitu, pembaca akan semakin ikut terbawa suasana (baper) guys. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜


Tapi, bukan berarti dari awal sampai akhir selalu konflik, ya. Bisa-bisa bikin bosan. Dan pembaca kabur dari cerita kita. Pasti nggak mau, kan? ๐Ÿคญ

Ada salah satu rumus, nih, yang banyak disukai Pembaca. ๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ‘‡


*Awal cerita yang santai. Muncul permasalahan, kemudian ada satu titik dimana permasalahan itu kena di hati pembaca dan semakin nacep, tertusuk tusuk, seolah-olah pembaca berpikir, kalo hal itu terjadi sama dirinya.  Bagaimana bisa dia bertahan?*

 *๐ŸŒนBuat Pembaca Penasaran*


Kita bisa memanfaatkan _twist plot_, nih. ๐Ÿ˜๐ŸŒน 


Yaps, buat alur cerita yang nggak bisa ditebak, guys. Cari yang nggak biasa (unik). Dengan begini, pembaca dijamin tambah greget. ๐Ÿ˜

Comments

Popular posts from this blog

Buffet Warung Nasi Pedas

The Little Prince (2)

Menolak Kenaikan UMP DKI